Probolinggo – Gunung Bromo masih terus mengeluarkan abu vulkanik, namun mengalami penurunan dan tekanan mulai melemah hingga sedang. Meski mengalami penurunan, abu yang tingginya sekitar 200-300 meter mengakibatkan hujan abu di sekitar Ranu Pane, Kabupaten Lumajang.
“Tekanan kepulan abunya melemah hingga sedang dengan warna cokelat kemerah-merahan,” kata Kepala Bidang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika, saat dihubungi detiksurabaya.com, Kamis (2/12/2010).
Gede mengatakan, warna abu yang menyembur dari kawah Gunung Bromo, karena ada bebatuan yang merah, hasil oksidasi pada temperatur tinggi, sehingga menyebabkan warna kemerah-merahan. “Abu juga menimbulkan bau belerang,” tuturnya.
Meski kondisi letupan abu melemah, masih menimbulkan hujan abu di sekitar daerah Gunung Bromo. Untuk pagi ini, abu Gunung Bromo mengarah ke arah tenggara atau ke Kabupaten Lumajang. Daerah di Lumajang yang terkena dampak hujan abu Gunung Bromo seperti di daerah Ranupane.
“Hujan abu sedikit di Desa Ranupane Lumajang, karena pagi ini arah angin mengarah ke tenggara atu ke Lumajang,” ungkapnya
Meski tekanan asap melemah dan aktifitas menurun, status gunung eksotik di Jawa Timur ini tetap memberlaklukan status awas. Selama pukul 00.00 WIB sampai 06.00
WIB, terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak 1 kali dengan amplitudo maksimal 22 mm. Sedangkan tremor masih terjadi terus menerus dengan apmlitudo antara 1,5 mm hingga 6 mm.
Saat ditanya tentang penurunan itu karena Gunung Bromo sedang menyimpan energi atau memang akan mengalami penurunan, pihaknya belum berani memastikan.
“Semua kemungkinan itu ada. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, status masih tetap awas,” tandas Gede. (roi/wln)