Dalam rangka mensukseskan acara ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF DiREx) pada tanggal 14 – 19 Maret 2011 di Manado, Sulawesi Utara dilakukan pameran penanggulangan bencana (PB). Pameran PB itu diadakan di Blue Banter, Kota Manado dari tanggal 15 s/d 17 Maret 2011 yang diikuti oleh 17 peserta dari Kementerian/Lembaga, lembaga non pemerintah baik lokal, nasional maupun internasional serta swasta. Selain itu ada peserta lokal dari Manado yang memajang suvenir-suvenir khas Sulawesi Utara dan aneka macam kuliner setempat.
Lilik Kurniawan, selaku penanggung jawab dari pameran ini. menjelaskan bahwa pameran ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendekatkan kegiatan ARF DiREx ini sendiri kepada masyarakat. “Pameran ini digelar dengan dengan tujuan untuk mendekatkan kegiatan ARF DiREx ini kepada masyarakat yang tidak bisa berpartisipasi secara langsung,†jelas Lilik.
Ada pun peserta pameran PB ini antara lain:
- World Food Program (WFP).
- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (PVMBG ESDM).
- Safer Communities through Disaster Risk Reduction (SCDRR).
- Sampoerna Rescue.
- Kementerian Kelautan dan Perikanan.
- Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
- Kementerian Riset dan Teknologi.
- Kementerian Pekerjaan Umum.
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
- Palang Merah Indonesia (PMI).
- Kementerian Kesehatan.
- United Nation Technical Working Group (UNTWG). Di stand ini juga terdapat bahan pameran dari Oxfam GB, ECB, CRS, World Vision Indonesia.
- Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB). Di stand ini juga terdapat bahan pameran dari ASB, Handicap International.
- ChildFund Indonesia. Disini juga terdapat bahan pameran dari Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).
- PKPU
- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
- JICA.
Puthut dari ASB, penjaga stand KPB menceritakan, “Banyak pengunjung yang bertanya tentang pendidikan bencana dan kurikulum bencana di sekolah-sekolah. Apakah bencana sudah masuk ke dalam kurikulum pada pendidikan nasional?†Menurut Puthut yang dia sampaikan kepada para pengunjung pameran, yang penting adalah anak-anak belajar tentang bencana lewat berbagai sumber. Tidak masalah apakah bencana sudah masuk dalam kurikulum atau belum, tapi pengetahuan mengenai bencana ini diajarkan dan dilatihkan secara kontinyu kepada anak-anak.
Di Indonesia sejak tahun 2006 sudah ada Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) dengan fokus pada upaya PRB di sekolah, baik formal maupun non formal. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperhatikan dengan serius mengenai pendidikan bencana itu. Dalam pernyataannya pada rapat koordinasi terbatas di Bandar Udara Minangkabau, Padang, Sumatra Barat pada tanggal 27 Oktober 2010 lalu, Presiden Yudhoyono menginstruksikan provinsi-provinsi rawan bencana harus memberikan pendidikan kebencanaan lebih keras dalam menyelamatkan masyarakat.
Slamet, penjaga stand BNPB mengatakan, “Pengunjung stand BNPB banyak yang bertanya tentang peta-peta daerah yang rawan bencana. Para pengunjung tertarik apakah tempat tinggalnya termasuk di daerah yang rawan bencana. Ada juga pengunjung yang minta peraturan-peraturan Kepala BNPB karena di Website BNPB ada yang tidak terdapat file elektroniknya.†Slamet menambahkan bahwa para pengunjung yang minta Peraturan Kepala BNPB itu pada umumnya berasal dari pemerintah daerah dan khususnya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Di stand BNPB itu memang dipajang peta-peta daerah rawan bencana di seluruh Indonesia, data bencana, buku-buku Perka BNPB dan poster-poster bencana.
Pada pameran PB itu juga diputar film-film kebencanaan dan kuis-kuis dengan doorprize yang dipandu oleh Valentinus Irawan, Putri dan Riana Nedawati. Banyak pengunjung pameran yang mengisi kuis dan setelah diundi ada beberapa yang mendapatkan doorprize. Menurut pengunjung yang diwawancarai oleh Putri mengatakan bahwa kegiatan ARF DiREx ini sangat bermanfaat bagi warga Sulawesi Utara, meningkatkan pariwisata dan hotel-hotel jadi penuh.Â
Sumber :PDIH
http://bnpb.go.id/website/asp/berita_list.asp?id=329