REPUBLIKA.CO.ID, SERANG—Sedikitnya 8.737 bayi lima tahun (balita) atau sekitar 1,04 persen dari 837.857 balita terpantau di Provinsi Banten menderita gizi buruk. Prosentase jumlah penderita gizi buruk ini mengalami peningkatan sebesar 0,14 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 1,18 persen atau sekitar 7.589 balita gizi buruk.
Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Madsubli Kusmana, mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah penderita gizi buruk di Provinsi Banten. Antara lain, karena faktor kemiskinan dan juga budaya setempat yang berimbas pada pola konsumsi dan asupan gizi masyarakat.
Minimnya sosialisasi kepada masyarakat tentang program kesehatan juga menjadi salah satu kendala tersendiri penanganan gizi buruk di Banten. “Padahal kami sudah melakukan berbagai upaya lintas sektoral untuk mengatasi kemiskinan yang dampaknya antara lain terjadinya gizi buruk ini,†kata Madsubli kepada Republika di Serang, Jumat (21/1).
Kasus gizi buruk memang hampir merata di sejumlah wilayah di Banten, baik di daerah yang sudah dikatakan berkembang seperti di Kota Tangerang maupun di daerah yang masih dikategorikan sebagai daerah tertinggal seperti Kabupaten Lebak.