UNICEF mencatat lebih dari 1,7 juta anak di bawah 5 tahun meninggal dunia karena diare dan infeksi saluran pernapasan setiap tahunnya
Jakarta, 15 Oktober 2015 – Memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia (Global Handwashing Day) 2015, PT Unilever Indonesia, Tbk. melalui brand Lifebuoy, hari ini merayakan capaian 70 Juta Tangan Indonesia Sehat. Ini adalah buah hasil dari edukasi dan sosialisasi berkelanjutan tentang pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang teraplikasi dalam program Gerakan 21 Hari (G21H). Program yang dimulai sejak 2011 ini menjadi wujud komitmen dan konsistensi Unilever mengedukasi perilaku hidup bersih dan sehat melalui kebiasaan cuci tangan pakai sabun – yang secara tidak langsung menurunkan angka kematian akibat diare dan infeksi saluran napas (pneumonia) di Indonesia.
Perayaan hari ini ditandai dengan cap tangan yang dilakukan oleh Hemant Bakshi, President Director PT Unilever Indonesia, Tbk.; dr. Koesmedi Priharto, Sp.OT, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta; Eva Arisuci Rudjito, Head of Marketing Skin Cleansing and Body Care PT Unilever Indonesia, Tbk.; dan Nia Dinata, produser/pembuat film dokumenter ‘Bitobe’; serta kegiatan cuci tangan massal yang melibatkan 1000 anak sekolah dasar dan ibu-ibu PKK di area Kantor Walikota Jakarta Barat. Selain di Jakarta, perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia juga diadakan di 15 kota lainnya di Indonesia.
“Hari Cuci Tangan Sedunia kali ini menjadi momentum tepat bagi Unilever untuk membuktikan keberhasilannya dalam mengedukasi pentingnya CTPS demi menjaga kesehatan hingga mencapai 70 Juta Tangan Indonesia Sehat. Hingga tahun 2015 pemerataan edukasi yang kami lakukan telah melibatkan 50 rumah sakit, 15.430 sekolah dan organisasi PKK di 34 provinsi di seluruh Indonesia, yang diaplikasikan dalam bentuk School Program (menjangkau 14.045.415 siswa didik dan tenaga pengajar), Mother’s Program (menjangkau 65.703.775 perempuan), dan Hospital Program (menjangkau 3.250 petugas kesehatan),” papar Eva Arisuci Rudjito, Head of Marketing Skin Cleansing and Body Care PT Unilever Indonesia, Tbk.
Data organisasi kesejahteraan anak dunia (UNICEF) 2013 menyebut setiap tahun lebih dari 1.700.000 kematian anak di bawah umur 5 tahun disebabkan diare dan infeksi saluran pernapasan; per harinya paling sedikit 3.000 anak di seluruh dunia meninggal karena terjangkit infeksi saluran pernapasan. Data ini diperkuat temuan WHO yang memaparkan bahwa 760.000 kasus kematian anak balita dipicu diare.
Di Indonesia, kondisinya cukup mengkhawatirkan. UNICEF mencantumkan Indonesia sebagai satu dari 15 negara dengan jumlah tertinggi kematian anak di bawah usia 5 tahun – yaitu 29.000 kasus per tahun akibat diare dan infeksi saluran pernapasan. Sedangkan temuan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dari
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebut berdarkan prevelansi periode, 10,2% balita di Indonesia terjangkit diare; DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi dengan insiden diare tertinggi (8,9%). Sementara itu, infeksi saluran pernapasan masuk dalam peringkat empat besar penyakit yang kerap diidap oleh balita; 21,7% insiden terjadi pada anak berusia 12-23 bulan.
Penelitian Valerie Curtis dari London School of Hygiene & Tropical mengungkapkan fakta bahwa kebiasaan mencuci tangan pakai sabun menjadi tindakan preventif paling sederhana guna membantu menekan angka kematian akibat diare sekitar 47%. Ditunjang juga oleh data dari UNICEF bahwa mencuci tangan menggunakan sabun mampu mencegah kematian sekitar 2/3 anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia; spesifik di Indonesia, kebiasaan ini menyelamatkan hingga 2.000 nyawa. dr. Koesmedi Priharto, Sp.OT, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, mengatakan, “Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah salah satu dari sepuluh indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kegiatan yang terlihat sepele namun terbukti efektif. Tentunya kami juga berharap program CTPS mampu membentuk dan mengembalikan pola pikir serta perilaku masyarakat luas bahwa mencegah penyakit jauh lebih efektif daripada mengobati penyakit sesuai dengan Strategi Kebijakan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penguatan upaya kesehatan promotif dan preventif.”
Bukti kepedulian nyata dari Lifebuoy Berbagi Sehat untuk mengedukasi 70 Juta Tangan Indonesia Sehat merupakan salah satu realisasi strategi Unilever Sustainability Living Plan (USLP) – yakni menumbuhkan bisnis dua kali lipat seraya mengurangi dampak terhadap lingkungan dan meningkatkan manfaat positif bagi masyarakat. Selama lebih dari 81 tahun hadir di Indonesia, Unilever secara konsisten berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat, termasuk mengajak berperilaku hidup sehat dengan rajin mencuci tangan pakai sabun di bawah air mengalir.
Tak berhenti di situ, Lifebuoy juga membantu memfasilitasi penanaman kebiasaan CTPS fase awal dengan membangun infrastruktur sarana air bersih dan sanitasi di wilayah terpencil, yaitu Desa Bitobe, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Desa terpencil ini sebelumnya mengalami kendala kekurangan air bersih dan keterbatasan akses fasilitas sanitasi hingga terpaksa memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan minum, buang air dan mencuci. Keadaan ini sempat memicu kejadian diare dan infeksi saluran pernapasan pada anak di bawah umur 5 tahun yang berakhir kematian.
Inisiasi Lifebuoy di Bitobe tersebut menginspirasi sineas terkemuka Tanah Air, Nia Dinata, untuk mendokumentasikan keseharian warga desa Bitobe yang awalnya kesulitan air bersih, dan kemudian mendapatkan infrastruktur sarana air bersih sehingga membantu warga untuk berperilaku hidup bersih sehat. “Sebagai insan film, saya ingin berkontribusi membangun Indonesia yang lebih sehat, tentunya dengan keterampilan yang saya miliki. Kesempatan itu terwujud melalui film ‘Bitobe’ ini. Terima kasih kepada Lifebuoy yang memberi saya kesempatan untuk ambil bagian mewujudkan 70 Juta Tangan Indonesia Sehat,” ujar Nia.
“Beragam aktivitas edukasi, termasuk sosialisasi lewat film ‘Bitobe’ ini, akan terus kami jalankan demi meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Keberhasilan meraih 70 Juta Tangan Indonesia Sehat
bukan akhir dari komitmen Unilever, namun justru memacu kami untuk semakin gencar dan kreatif menggalakkan kebiasaan CTPS di tahun-tahun mendatang. Mari berbagi sehat untuk Indonesia yang lebih sehat,” tutup Eva Arisuci.
— oo00oo —
Tentang PT Unilever Indonesia, Tbk.
PT Unilever Indonesia Tbk telah beroperasi sejak tahun 1933 dan telah menjadi perusahaan fast moving consumer goods terdepan di pasar Indonesia. Unilever Indonesia memiliki 39 brand, termasuk diantaranya adalah Pepsodent, Lifebuoy, Sunlight, SariWangi, Royco, Bango, Wall’s Ice Cream, Buavita dan masih banyak lagi. Unilever Indonesia telah ‘go public’ pada tahun 1982 dan saham-sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan memiliki sembilan pabrik dan lebih dari 7.000 karyawan, Unilever berkomitmen tinggi untuk tetap melaju dan maju bersama Indonesia. Sampai dengan kuartal dua tahun 2015, penjualan bersih perusahaan mencapai Rp 18.8 triliun, meningkat 6,9% dari kuartal yang sama di tahun sebelumnya, sedangkan laba bersih tumbuh 2,9% menjadi Rp 2.9 triliun.
Secara global, Unilever berambisi meningkatkan bisnisnya dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan menjadi setengahnya dan meningkatkan dampak sosialnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tahun 2010 Unilever meluncurkan Unilever Sustainable Living Plan, suatu strategi dengan tiga tujuan utama: Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan, Pengurangan Dampak Lingkungan, dan Peningkatan Pendapatan.
Hingga tahun 2014 Unilever Indonesia telah membantu meningkatkan higienitas dan kesehatan sekitar 80 juta orang melalui kampanye cuci tangan pakai sabun dan sikat gigi pagi dan malam hari. Sementara pencapaian kami sejak tahun 2008 sampai tahun 2014 dalam hal mengurangi dampak lingkungan diantaranya adalah mengurangi emisi karbon sebanyak 21.08% per ton produksi, mengurangi penggunaan air sebanyak 24.35% per ton produksi, mengurangi limbah pabrik sebanyak 79.8%. Sampai tahun 2014 kami juga telah mengembangkan 976 Bank Sampah dengan 35.756 anggota dan kami telah berhasil mengumpulkan 2.941 ton sampah. Kami juga telah membantu meningkatkan pendapatan sebanyak 31.000 petani kedelai hitam dan gula kelapa yang terlibat didalam rantai bisnis kecap Bango kami.
Pada tahun 2013 Unilever meluncurkan Project Sunlight, yang saat ini dikenal dengan kampanye brightFuture, sebuah prakarsa global Unilever yang mengajak setiap orang untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dan menerapkan cara hidup yang lestari. Pada tahun 2014 kami melibatkan 50 keluarga di lima kota besar yang berhasil menjangkau ribuan keluarga menerapkan gaya hidup yang hijau dan higienis. Melalui tayangan inspirasional kami tentang higine dan sanitasi yang menampilkan gagasan anak muda tentang masa depan telah berhasil meraih dukungan langsung dari 8 juta masyarakat Indonesia. Informasi mengenai kampanye ini bisa di akses di brightfuture.unilever.co.id
Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan internasional yang telah diterima perusahaan. Pada tahun 2014, Unilever Indonesia menerima 69 penghargaan lokal dan regional dari media papan atas, berbagai instansi pemerintah dan institusi lain, diantaranya: Finance Asia Best Managed Companies Award – Finance Asia, Channel News Asia Sustainability Ranking for Asia’s Top Business – Channel News Asia, Corporate Governance Award , Best for Corporate Responsibility – Asia Money, Sustainability Business Award – Global Initiative, Indonesia Most Admired Companies – Majalah Tempo dan masih banyak lagi.
Untuk informasi lainnya tentang Unilever Indonesia dan brand, silahkan kunjungi www.unilever.co.id.
PT Unilever Indonesia, Tbk
Adisty Nilasari Media Relations Tel : (62-21) 526 2112 Fax: (62-21) 526 2046 |
R&R Public Relations
Rika M. Novriadi Consultant Tel: (62-21) 7263109-11 Fax: (62-21) 7279 3926 |